Cairo, Mesir digemparkan dengan kemunculan video seks seorang pria dengan polisi. Tampak pria Mesir yang telanjang itu sedang menggeliat kesakitan karena disodomi oleh seorang petugas polisi.
Video sodomi itu, seperti dilansir Reuters dan dikutip detikINET, Selasa (12/12/2006), telah menyebar luas di Mesir lewat blog-blog sejak bulan lalu dan menimbulkan kegemparan luar biasa di Internet.
Kontroversi terkait keaslian video itu pun muncul. Pasalnya, sang korban tidak pernah menampakkan diri dan kekerasan yang dilakukan oleh polisi merupakan hal biasa terjadi di negara tersebut. Bahkan di video itu juga tampak beberapa polisi berdiam diri dan hanya menyaksikannya saja.
Terkait kontroversi itu, pihak berwenang angkat tangan sementara kelompok pembela Hak Asasi Manusia (HAM) menyangsikan keaslian video tersebut. Menurut kelompok hak asasi, penyiksaan biasa terjadi dalam pos polisi. Sementara itu pihak berwenang mengatakan bahwa kasus seperti itu bukan kewenangan kepolisian.
"Tak seorangpun akan terkejut jika video itu benar. Sampai saat ini belum ada yang bisa membuktikan apakah rekaman itu asli atau tidak," ujar Elijah Zarwan, konsultan pengawas HAM di Kairo.
Di video tersebut, terlihat tangan pria Mesir yang tidak diketahui jati dirinya itu terikat dibalik punggungnya sementara kakinya tergantung di udara. Pria itu berbaring di lantai ubin putih sambil menjerit karena disodomi dengan alat yang menyerupai tongkat kecil yang biasa dipakai polisi.
Untuk diketahui saja, kejadian seperti ini sudah menjadi hal biasa yang dilakukan oleh polisi atau orang yang berstatus sosial lebih tinggi.
Lebih lanjut, berdasarkan pembicaraan yang terekam dalam tape rekaman, para aktivis hak asasi menduga korban adalah seorang supir minibus. Masih menurut aktivis tersebut, video sodomi itu bukanlah rekaman kekerasan polisi yang pertama kali beredar di Internet.
Namun kemunculan video tersebut tak dipungkiri mengejutkan banyak pihak karena memperlihatkan pelampiasan seksual. Pasalnya Mesir merupakan negara muslim yang konservatif.
Asli atau Tidak?
Sampai berita ini diturunkan, kelompok HAM baik lokal maupun internasional masih belum bisa memastikan terkait keaslian video itu. Pasalnya, sumber dari rekaman tersebut tidak diketahui dan sang korban juga tidak pernah datang untuk melapor.
"Yang seharusnya dimunculkan adalah si pengambil gambar. Apakah dia berasal dari polisi itu sendiri seperti yang terjadi di penjara Abu Grhaib, Irak, atau seseorang yang menyaksikan kejadian dan sebenarnya ingin menolong korban?" ujar Ragia Shawky, dokter pendamping korban kekerasan di Nadim Center Mesir.
Menurut dugaan para aktivis HAM, kejadian tersebut direkam melalui ponsel.
Sementara itu seorang peneliti Mesir untuk Amnesti Internasional di London saat ini masih mencoba memastikan keaslian video, yang direkam dalam sebuah ruangan tanpa penampakan yang jelas. "Hanya kaki-kaki pelaku dan korban yang terlihat," jelasnya.
Adalah Blogger Mohammad Khaled yang pertama kali memposting rekaman tersebut di blognya. Khaled mengaku mendapatkan video tersebut dari tetangganya. Tetangganya sendiri mendapatkan video tersebut via ponsel melalui bluetooth. Khaled juga mengaku tidak tahu sumber asli video itu.
Sejak kemunculan video tersebut, banyak kesaksian tanpa bukti jelas seputar kekerasan muncul di blog-blog Mesir. Sebut saja blog The Misr Hura (http://misrhura.blogspirit.com), yang mem-posting gambar tahanan dengan punggung luka-luka akibat pukulan.
Ada lagi Ikhwanweb (www.ikhwanweb.com), blog afiliasi Keluarga Muslim, baru-baru ini juga menampilkan seorang petugas keamanan negara sedang memukul pria berusia 54 tahun untuk mendapatkan pengakuan bahwa orangtua tersebut adalah pro Palestina. (dwn) (dwn/dwn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar