Jakarta, Lebih dari 70% pengembang piranti lunak di Asia memakai open source. Setidaknya begitu hasil studi yang dicetuskan perusahaan riset Evan Data Corporation.
Menurut Evans Data, jumlah pengembang yang memakai open source di kawasan tersebut mengalami peningkatan lebih dari 40% hanya dalam waktu 3 tahun.
"Dengan open source, pengembang bisa melihat setiap bit kode untuk melihat function aplikasi software dan bagaimana cara memodifikasinya. Cara ini lebih luwes ketimbang jika pengembang harus bekerja dengan kode biner proprietary yang bekerja seperti kotak hitam," ujar perusahaan.
Dituturkan lagi, Linux telah membuktikan kepopulerannya ke banyak manufaktur hardware Asia. "Salah satu keuntungan utama memakai Linux adalah karena Linux lebih murah daripada Windows," ujar Renee Chen, developer software Cyberlink asal Taiwan, yang baru-baru ini bekerja sama dengan Compal di bidang ponsel TV berbasis Linux.
Sebagai informasi, Evans Data melakukan survei terhadap 396 pengembang software Asia Pasifik, termasuk Cina, India, Jepang, Australia dan New Zealand. Demikian dilansir vnunet dan dikutip detikINET, Senin (11/12/2006).
Hasilnya, sebanyak 70% responden mengaku bahwa mereka memakai open source di komputer mereka. Sementara itu sekitar 19% responden menjawab tidak memakai open source dan 10% lagi mengaku tidak tahu open source.
Sebagai perbandingan, survei yang dilakukan Evans Data tahun 2003 silam menunjukkan bahwa 50% responden mengaku memakai open source.
Sejumlah negara di Asia juga tampak berusaha mengembangkan software berbasis open source, karena mahalnya software propietary dan biaya lisensi.
Di lain sisi perusahaan riset IDC memprediksi, jumlah server yang menggunakan Linux di seluruh dunia akan naik dari 24% tahun 2005 menjadi 33% di tahun 2007, dibandingkan dengan Windows yang mencapai 59%.
IDC juga memperkirakan Linux akan meningkatkan pangsa pasar PC desktop dari 3% di tahun 2005 menjadi 6% pada 2007, meski Windows masih mendominasi. Pasar global untuk hardware dan software Linux diramalkan juga akan meningkat 26% per tahunnya, mencapai US$ 36 miliar di tahun 2008.
Tak hanya itu, Evans Data juga menemukan fakta bahwa penggunaan XML semakin menguat di Asia. Lebih dari separuh pengembang software di Asia yang disurvei menjawab bahwa tahun 2007 mereka akan menggunakan format tersebut. (dwn/dwn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar