ssnet| Kualitas technical skill orang IT Indonesia tidak kalah dibanding dengan negara lain. Namun saat ini elemen soft skills masih diabaikan.
"Dalam sebuah breakfast meeting dengan mitra saya seorang vice president sebuah perusahaan Information Technology yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara, diskusi kami banyak membahas soal communication & soft skill yang sangat diperlukan oleh korporat dan individu profeisional yang bergerak di dunia IT," ungkap LENDY WIDAYANA, Managing Partner IDD Research and Documentary pada suarasurabaya.net, Senin (11/12).
Kata LENDY, kalau menengok ke belakang, kebangkitan ekonomi digital Amerika Serikat yang dimulai di era BILL CLINTON adalah setelah pernyataan yang sangat inspiratif dari AL GORE Wakil Presiden di UCLA bulan Januari 1994 tentang "Information Superhighway".
Melihat pada sederet nama besar seperti BILL GATES (Microsoft), LARRY PAGE (Google), STEVE JOBS (Apple), MICHAEL DELL (Dell), JEFF BEZOS (Amazon.com), TERRY SEMEL (Yahoo!), mereka adalah orang-orang yang piawai dalam hal public relations bukan saja di internal perusahaan sebagai inspirator dan motivator, tetapi mampu menggalang berbagai aliansi strategis dengan berbagai perusahaan lain.
Selain itu, setiap pernyataan publik mereka sangat strategis bagi kepentingan pergerakan nilai saham perusahaan yang mereka nahkodai.
Kata LENDY, seperti ditulis oleh DAN PINK dalam buku larisnya "A Whole New Mind" yang menyatakan bahwa "soft skills have become the source of economic survival" memang di dunia yang makin ketat persaingannya saat ini profesional IT tidak cukup punya technical skill.
"Sepengetahuan saya kualitas technical skill orang IT Indonesia tidak kalah dibanding dengan negara lain. Namun kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan (leadership), teamwork dan organisasi, adalah elemen soft skills yang masih diabaikan baik di sekolah maupun perusahaan yang bergelut di bidang ini," ujarnya.
Menurut LENDY, dalam berkomunikasi, banyak terjadi seorang karyawan punya gagasan dan kecakapan tinggi di bidang IT, tetapi ia tidak mampu berbicara secara interpersonal apalagi di depan publik untuk meyakinkan pimpinan perusahaan apalagi investor tentang gagasannya itu.
Menyangkut kepemimpinan (leadership) dijelaskan LENDY, sukses manajemen perusahaan IT adalah sangat tergantung pada pola kepemimpinan mulai dari pemilik hingga pengelola. Dengan dalih tidak mengerti soal IT tidak jarang sang boss di perusahaan juga tidak dapat menjadi inspirator dan motivator bagi kesuksesan perusahaannya. Padahal IT sarat dengan ketergantungan pada sumber daya manusia bermotivasi tinggi untuk mencipta, bersaing dan memberi solusi bagi pelanggan.
Sedangkan budaya kerja secara teamwork dan organisasi adalah tantangan keras profesioanal IT yang punya kecenderungan bekerja secara individual. Bisnis sangat menuntut kecepatan, bekerja secara individu dapat menghambat kinerja tim secara keseluruhan.
Ditegaskannya, banyak juga pekerja IT yang menganggap bahwa pekerjaan mereka bak seorang seniman yang sangat tergantung mood. Kalau perusahaan bukan milik kita sendiri argumen seperti itu tidak berlaku.
Bagaimana dengan membangun daya saing Indonesia? Harap maklum jika perkembangan teknologi informasi komunikasi negeri ini seolah berjalan di tempat, karena para petinggi negara ini tidak pernah mengomunikasikan secara sistematik, konsisten dan menggugah masyarakat secara terus menerus tentang peran penting teknologi informasi komunikasi bagi masa depan bangsa Indonesia, paparnya.
Managing Partner IDD Research and Documentary ini mengatakan, ketika saat ini IT sudah menjadi komoditi dan informasi dunia telah menyatu karena internet, untuk membangun persepsi secara nasional dan global, saat ini Indonesia lebih memerlukan kolaborasi antara lembaga dan pakar di bidang komunikasi dengan para industrialis, praktisi dan ahli di bidang teknologi informasi komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar