Sudah dua bulan lamanya aku mencari apa yang dinamakan orang cinta. Mungkin orang seringkali terjebak dalam sesuatu yang dinamakan jatuh cinta. Tapi tahu kan bagaimana rasanya. Sama.
Seperti orang lain, aku juga tiba-tiba sedetik merasa bahagia, sedetik kemudian sakit, benci, dan terus berubah-ubah. Tiap-tiap malam aku menunggu di depan handphoneku, ingin rasanya bergegas menekan tombol sekedar mengirim sms atau menelpon, tapi aku bingung apa yang harus aku katakan dan akhirnya aku hanya berdiam sambil berharap ada sms atau telepon dari kamu.”what the matter guys?” Someone ask me. You know, bagaimana aku menjelaskan secara rasional cinta yang aku rasakan.
Berbeda
Cinta itu juga berbeda ketika dirimu yang ternyata hadir di depanku. Ketika aku pertama kali mengungkapkannya di depanmu. Kamu tahu kan bagaimana groginya diriku. Dengan penuh perasaan bingung antara mengungkapkan kenyataan yang ada dalam diriku atau mencoba menyembunyikannya. Akhirnya memang jatuh pada pilihan pertama.
Memang sih aku merasa hari itu adalah hari istimewa, setelah aku mengulur-ulur waktu dengan sengaja dan berharap keberanianku menggunung, mengalahkan segala rasa yang aku sendiri gak tahu dari mana dia datang. Dan
Aku menang
Aku berhasil mengungkapkan rasa cintaku itu.
Sayangnya tidak seperti yang aku harapkan. Aku berkhayal dongeng tentang pangeran yang membangunkan seorang puteri dengan ciumannya, dan akhir cerita mereka ditakdirkan jatuh cinta. Itu sih menurut cerita.
Dan hari ini
Dua bulan setelah aku mengungkapkan rasa cintaku. Masih ada saja misteri yang aku tidak pernah mengerti. Dan aku masih belum mendapatkan cinta itu dari kamu. Kadang memang aku merasa aku menjadi pecundang, dan itu membuatku sakit berhari-hari. Tapi terkadang aku malah menjadi kuat. Aku mencoba mengelabuinya dengan segala aktifitasku, menenggelamkan dalam rutinitas, tapi seperti jam weker, ada saatnya saja dia datang lagi dan aku merenung, menggambar wajahmu lagi di dalam hatiku.
Aku inginnya sih menjadi boneka impianku yang ada di atas monitor komputer saat ini, dia selalu tersenyum, bahkan dalam kegelapanpun dia mampu bersinar terang.
Cinta itu rumit
Apa ini pemikiran orang yang sedang putus asa? Aku sih gak begitu percaya. Wajar saja mencoba merasionalkan cinta dan membandingkannya dengan realita. Kalau kamu gak percaya kamu bisa pergi ke Gramedia atau ke Gunung Agung dan kamu bisa menghitung di sana berapa buku yang bertemakan cinta dan ditulis oleh penulis buku yang terkenal.
Cinta menghidupkan dan jangan pernah meninggalkan cinta. Aku pernah mencobanya dan menjadi iri oleh orang-orang disekitarku. Mereka hidup dengan cinta. Mereka bisa menjadi benci, marah dan sayang kembali dalam sekejap. Wow begitu dinamisnya kehidupan ketika semua orang berada dalam cinta.
Aku bahkan mencoba menawarkan sebuah jalan hidup baru kepada kawan-kawanku. Jalan hidup cinta.
Dan aku seperti Cupid, yang menebarkan cinta dengan panah asmaranya dan kamu tahu bagaimana nasib Cupid kan. Dia sendiri hanya bisa melihat cinta itu tanpa pernah terlibat dan merasakan cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar