Jumat, Juli 25, 2008

Kampung Halaman ku mana?

Ahh, aku baru sadar kalo aku gak punya kampung halaman.

Aku dilahirkan di sebuah kota di ujung pulau Sulawesi, Makassar.

Kemudian setelah itu, kehidupanku berpindah dari tempat satu ke tempat lain.

Aku pernah bertempat tinggal di Pulau Selayar, sebuah pulau kecil di ujung selatan pulau Sulawesi. Lalu berpindah ke kota Pare-pare, Bandung, Jember, Surabaya dan terakhir di Sidoarjo.

Jika dikatakan kampung halaman adalah tempat masa kecil kita, maka bisa dikatakan Jemberlah yang menjadi tempat masa kecilku. Hampir delapan tahun aku tinggal di kota Jember. Dari kelas lima SD hingga lulus SMU. Selepas SMU, aku melanjutkan studiku di Surabaya.

Saat ini aku berdomisili di Sidoarjo, meskipun pekerjaanku ada di kota Bangkalan, sebuah kota di Pulau Madura.

Jadi, apakah Jember bisa dikatakan kampung halamanku? Entahlah…

2 komentar:

Anonim mengatakan...

bisa.....
kampung halaman itu tidak selalu kota kelahiran. Tapi kota dimana kita lebih banyak menghabiskan waktu disana, dan disanalah kita mendapatkan banyak hal, dan kita pun secara spontan menyebut itulah kampung halaman kita.

Saya pun juga demikian. Saya asli kelahiran Surabaya. Produk Bonek Asli.
Tapi saya lebih lama tinggal di Kediri, ketimbang di Surabaya. Saya besar di Kediri. Saya hidup di Kediri. Saya mendapatkan banyak hal tentang hidup, di Kediri. Di Surabaya hanya sebagian kecil yang saya dapati.

Maka ketika orang bertanya, "Mbak asli mana? Kampung halamannya mana??"
Saya pun langsung spontan menjawab, "Saya Asli Kediri. Kampung halaman saya di Kediri"
Nah, begitulah. Saya menyebutnya begitu refleks karena Kota Kediri sudah melekat dalam kehidupan saya sehari-hari.
Bukan berarti saya melupakan tanah lahir saya, Kota Pahlawan. Tapi...mungkin juga itu hanya sebagai formalitas belaka yang tertulis di KTP, SIM......

Oke deh, salam kenal dari saya;
Rizki Amalia Nur Anwari
amarain_elhawa@yahoo.co.id

Semoga bisa berteman!!!

Eko mengatakan...

seng pasti kampunge halamane indonesia boss.. :D