Segera kusapa hidupku. Pukul
Sarapan pagi dengan telor ceplok segera menguatkan tubuhku yang masih malas ini.
Setelah itu membagikan kesegaran dengan tumbuhan di rumah.
Ahhh…
Pagi ini dunia begitu ceria.
Thanks God, You give me a beautiful life
Segera kusapa hidupku. Pukul
Sarapan pagi dengan telor ceplok segera menguatkan tubuhku yang masih malas ini.
Setelah itu membagikan kesegaran dengan tumbuhan di rumah.
Ahhh…
Pagi ini dunia begitu ceria.
Thanks God, You give me a beautiful life
Ahh, aku baru sadar kalo aku gak punya kampung halaman.
Aku dilahirkan di sebuah
Kemudian setelah itu, kehidupanku berpindah dari tempat satu ke tempat lain.
Aku pernah bertempat tinggal di Pulau Selayar, sebuah pulau kecil di ujung selatan pulau
Jika dikatakan kampung halaman adalah tempat masa kecil kita, maka bisa dikatakan Jemberlah yang menjadi tempat masa kecilku. Hampir delapan tahun aku tinggal di
Saat ini aku berdomisili di Sidoarjo, meskipun pekerjaanku ada di
Jadi, apakah Jember bisa dikatakan kampung halamanku? Entahlah…
Tapi aku merasa jalanan sangat lapang hari ini. Bayangkan saja, tiba-tiba polisi memperbolehkan sepeda motor melewati jembatan layang Mayakara, karena di depan RSI lalu lintasnya sudah sangat crowded dan aku bisa menghindarinya, karena aku bisa lewat jembatan layang Mayakara. Thanks God.
Sampai di pelabuhan Ujung, aku naik kapal feri di dermaga I dan kapal langsung berangkat tidak lama kemudian atau tepatnya pukul 07.10. wah aku bisa tiba lebih pagi nih di kantor.
Sampai kantor pukul 07.50, kantor masih sepi, Cuma ada pak Pri dan sepasang orang tua dan anak yang sedang daftar ulang.
Okay deh, semangat untuk hari ini.
Pagi harinya, aku manfaatin untuk nganterin Tere ke Kantor. Jalanan cukup sepi. Jalan Ahmad Yani yang biasanya menjadi neraka bagi orang yang melintas pada hari kerja terlihat sangat lengang. Walhasil perjalanan dari Gedangan menuju HR. Muhammad dan balik lagi ke Gedangan gak kerasa.
Pas mo berangkat nganterin Tere, aku lihat di dekat pos satpam udah rame orang di sekitar tenda yang dipakai untuk TPS. Kelihatannya mereka adalah panitia Pilkada.
Lah trus, aku pilih siapa?
1. Kaji
2. SR
3. Salam
4. Achsan
5. Karsa
Kali ini (lagi-lagi) aku memilih untuk Golput alias tidak memilih.
Meminjam apa yang disampaikan CEO Jawa Pos, Dahlan Iskan bahwa siapapun yang kandidat yang terpilih nanti akan sama saja hasilnya. Lho kok bisa begitu? Sebab setelah mereka duduk di kursi Gubernur Jawa Timur nanti, mereka akan menghadapi infrastruktur politik yang sama. Misalnya DPR yang sama, Perda yang sama ataupun aturan-aturan lain yang sama dan mengikat mereka nantinya. Jadi menurutku seberapun barunya orang-orang yang terpilih, tetap saja harus menghadapi sistem birokrasi yang sama. Apakah pemikiran ini juga yang menjadi salah satu jawaban mengapa angka Golput begitu tinggi (menurut LSI sebesar 40 %)?entahlah…. Perlu ada riset selanjutnya tentang itu.
Nah untuk mengisi hari libur ini, aku memilih untuk tidur. Lha kok tidur, ya lah mumpung libur. Aku tidur sampai jam setengah dua dan bangun terus nonton televisi. Aku arahkan chanel ke stasiun TV SCTV, yang aku baca di baliho besar di Jalan Basuki Rahmat akan memberikan informasi hasil Quick Count Pilkada Jatim. Ehhh, ternyata yang ada Irwansyah sedang main sinetron dan informasinya Cuma ada di running text di bagian bawah. Tapi lumayanlah…
Dari hasil yang belum final itu, tampak Karsa memimpin, disusul Kaji, SR, Salam dan paling buncit Achsan. Karena gak puas dengan informasi yang diberikan SCTV, aku coba pindah ke chanel lain. Ternyata selain SCTV ada juga stasiun TV lain seperti TV One, Metro TV dan TV lokal JTV yang juga memberikan informasi hasil Quick Count dengan versinya masing-masing lengkap dengan menghadirkan narasumber yang juga sebagai analis setiap perubahan prosentase angka.
Yah, layaknya seorang komentator pertandingan bola, mereka mengomentari setiap gol perubahan prosentase angka.
Sore harinya, aku jemput Tere dari kantor, terus makan di Mie Kocok Mang Ucie di Jalan Walikota Mustajab. Biasanya tempat ini sangat rame di jam pulang kantor, tetapi mungkin karena hari ini banyak kantor yang meliburkan karyawannya, jadinya sepi banget pelanggannya. Di sini aku memilih mesan Mie Kopyok Kikil dan tere pesen Mie Kopyok Ceker. Ternyata keistimewaan Mie Kopyok Mang Ucie ini bukan pada karena memakai kata-kata khas
Selepas dari Mang Ucie, aku sama Tere mampir ke Balai Pemuda, di situ ada pameran Handycraft alias kerajinan tangan. Waktu lagi nyari tempat parkir, ehhh kok melintas mahluk mungil si Mudha, ngapain di
Ternyata, tidak hanya kerajinan tangan yang dipamerkan atau dijual, ada juga buku-buku yang dijual murah. Apakah buku termasuk kerajinan tangan? Gak tau deh…
Selesai liat-liat, aku sempetin nyamperin Mudha. Ternyata dia sedang mengikuti lomba Film Edukatif dan dia sebagai salah satu finalis lomba film tersebut. Di situ juga ada Mufti anak Multimedia STIKOM. Oya, Mudha ini temen Cangkruk di STIKOM Musik dulu. Dan Mufti adalah praktikanku waktu aku jadi asisten di laboratorium Multimedia pas ngajar mata praktikum Pemorgraman Web.
Abis dari Balai Pemuda, aku sama Tere jalan ke Plasa
Nah, berkaitan dengan pilkada Jatim, tampaknya akan ada putaran kedua pilkada Jatim, sebab berdasarkan hasil dari quick count, menunjukkan pasangan terunggul tidak mencapai 30 % dari total perolehan.
Wah artinya kita bersiap untuk liburan lagi nih…..